Jumat, 11 Februari 2011

Ini Pandangan Ba’asyir Soal Ahmadiyah

Kamis, 10 Februari 2011 | 10:53 WIB
Abu Bakar Ba’asyir tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (10/2). AP/Irwin Fedriansyah
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid Abu Bakar Ba’asyir tidak setuju Ahmadiyah disebut sebagai bagian dari Islam. “Ahmadiyah itu buatan Inggris,” ujarnya saat memasuki tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Kamis (10/2). Menurut Ba’asyir, hanya terdapat dua solusi bagi Ahmadiyah, “Dibubarkan atau dinyatakan agama sendiri baru selesai,” ujarnya.
Polemik keberadaan Ahmadiyah kembali mencuat. Ahad kemarin jamaah Ahmadiyah kembali mengalami penyerangan dari kelompok tak dikenal di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tiga orang anggota Ahmadiyah tewas akibat penyerangan ini. Selain itu, lima orang lainnya mengalami luka berat serta sejumlah harta benda mereka mengalami kerusakan.
Adapun Ba’asyir baru kembali dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sidang perdananya ditunda, setelah tim pengacaranya keberatan. Ba’asyir diduga telah merencanakan dan menggerakan orang lain untuk melakukan terorisme maupun dengan sengaja menyediakan dana dengan tujuan untuk digunakan tindak pidana terorisme. Ia juga dituduh membantu pelatihan bersenjata bagi para teroris di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar.
Setidaknya 3.000 personil polisi dari Polda Metro Jaya dikerahkan untuk menjaga sidang Ba’asyir. “Bukan hanya di tempat persidangan, tapi di sentra-sentra yang dilalui massa saat datang dan pulang,” kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman kemarin.
Pengamanan massa pendukung Baasyir tersebut, dijelaskan Sutarman, terbagi menjadi pengamanan di dalam dan luar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. “Pengamanan di luar kalau ada yang tidak puas dan melakukan tindak anarkis, penjagaan disebar di tempat-tempat tertentu yang dianggap bisa jadi sasaran mereka,” ujarnya.
Febriyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar