Kamis, 10 Februari 2011

Ulama di Aceh Bilang, Haram Rayakan Hari Valentin


Ulama di Aceh Bilang, Haram Rayakan Hari Valentin
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Kalangan ulama Aceh menegaskan 'haram' merayakan 'valentine day' (hari kasih sayang) khususnya bagi masyarakat muslim di provinsi itu. "Haram bagi kaum muslimin merayakan 'valentine day' karena Islam mengaktualisasikan hari kasih sayang tidak hanya sekali dalam setahun, tapi setiap detik dan waktu sepanjang kehidupan," kata Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Kamis (10/2).
Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu sikap saling kasih sayang itu memang sudah diajarkan dalam agama Islam kepada sesama makhluk. Hal ini penting dipahami tidak bisa diterima logika ketika ajaran harus berkasih sayang yang sudah menyatu dengan orang muslim harus diperingati setahun sekali.
"Karenanya, wajib adanya pencegahan dari aparatur penegak hukum dan pemerintahan. Jangan biarkan benih-benih yang merusak kemurnian Islam tumbuh khususnya di Aceh," katanya menegaskan.
Faisal Ali yang Ketua PWNU Aceh, mengimbau pihak kepolisian dan petugas pengawas Syariat Islam (Wilayatul Hisbah/WH), agar tidak mentolerir kegiatan yang dapat merusak budaya Aceh yang Islami. "Itu penting dilakukan sebagai upaya pencegahan jangan sampai ada warga yang terpaksa bertindak sendiri untuk menertibkan kegiatan menyimpang dari Syariat Islam," ujar dia.
Mayoritas masyarakat Aceh telah berkomitmen untuk menegakkan syariat Islam secara kaffah (menyuluruh) di bumi berjuluk Serambi Mekah ini. "Kalau itu menjadi komitmen kita maka pemerintah, polisi dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu mencegah berbagai hal yang merusak budaya Aceh yang Islami," katanya.
Faisal Ali juga mengimbau orang tua di Aceh khususnya untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang perayaan-perayaan yang dianjurkan dalam Islam, seperti memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulud). Dipihak lain, ia masyarakat luar Aceh yang berada di provinsi itu agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan adat dan budaya serta ajaran Islam yang telah melekat dalam diri mayoritas penduduk daerah ini.

MUI Dumai Tegaskan Perayaan Hari Valentine Haram


MUI Dumai Tegaskan Perayaan Hari Valentine Haram
Dumai (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Riau, menegaskan perayaan Hari Valentine (Valentine`s Day) pada 14 Februari adalah haram bagi umat Islam karena peringatan hari itu lari dari norma agama dan kesusilaan.
Ketua MUI Dumai Roza`i Akbar kepada ANTARA di Dumai, Kamis, menjelaskan, Hari Valentine adalah sebuah hari kasih sayang bagi warga di Dunia Barat yang berada di luar agama Islam.
"Dilihat dari asal muasalnya, diketahui bahwa Valentine merupakan hari raya bagi kaum non-Islam di Roma, Italia. Untuk itu, Valentine haram bagi mereka yang beragama Islam," tegasnya.
Roza`i menyatakan peringatan Hari Valentine merupakan budaya yang tidak pantas diterapkan dalam ajaran Islam karena identik dengan kebebasan kaum remaja dalam menjalin atau mengikat suatu hubungan di luar nikah.
"Apa jadinya jika Valentine membudaya di tubuh Islam. Hal ini yang menjadi pertimbangan kenapa perayaan yang dikenal dengan hari kasih sayang ini haram bagi mereka yang beragama Islam," katanya.
MUI mengimbau kepada seluruh orang tua Muslim untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa Hari Valentine bukanlah sesuatu hal atau hari yang harus dirayakan.
"Selain itu, mereka sebaiknya diberi pengetahuan dan pencerahan agamis agar Valentine tidak menjadi tradisi tahunan bagi kaum remaja muslim," katanya.

Sesat Lagi Menyesatkan

Setiap kali persoalan Ahmadiyah “pecah”, para pengamat atau para tokoh lantas lantang berkoar tentang HAM. Bila sudah begini, secara politis Ahmadiyah sering diuntungkan. Padahal inti persoalan adalah dan ini sepertinya sengaja mereka lupakan, bahwa Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad sejatinya telah tidak dikeragui sebagai “perusak” Islam. Karena itu Ahmadiyah dinyatakan sebagai ajaran “Sesat Lagi Menyesatkan“.
Dalam konteks demikian keadaan mereka persis sebagaimana firman Allah SWT, artinya: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Mahapemurah (al-Qur-an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk”. (QS Az-Zukhruf: 36 -37)  *Izhar Ilyas _ 5 Rabiul Awal 1432 H