Jumat, 24 Desember 2010

Sami Yusuf: You Came To Me

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 5 of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 4 of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 3of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 2of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 1 of 5==

Sami Yusuf: 99 Names of Allah

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [14 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [13 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [12 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [11 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [10 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [9 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [8 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [7 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [6 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [5 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [4 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [3 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [2 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [1 of 14]

Apakah Yesus Tuhan? (Part 6 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 5 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 4 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 3 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 2 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 1 of 6)

Teologi Trinitas Rapuh

Oleh Izhar Ilyas

Dalam kehidupan beragama, Tuhan merupakan hal yang esensi bagi penganutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan bermakna; “Sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya.” Dari kata Tuhan, kemudian kita mengenal istilah “ketuhanan”. Dimaksud dengan  ketuhanan dalam kaitan ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.

Beranjak dari kerangka berpikir di atas, melalui tulisan ini penulis ingin menyigi tentang konsep ketuhanan menurut agama Kristen dikait-hubungkan dengan konsep ketuhanan menurut agama primitif (animisme).

Menurut Wardan Amir dalam bukunya Perbandingan Agama, Penerbit Toha Putra Semarang, setidaknya terdapat empat bentuk penyembahan atau sesuatu yang dianggap Tuhan oleh penganut animisme atau agama primitif, yaitu: pemujaaan kepada alam (nature worship), pemujaan kepada benda (fitish worship), pemujaan kepada binatang (animal worship), dan pemujaan kepada leluhur (ancistor worship). Sama seperti beberapa agama alam lainnya, agama primitif tidak mempunyai kitab suci.

Kesaksian Mantan Biarawati (6 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (5 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (4 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (3 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (2 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (1 of 6)


Turut Merayakan Natal

Oleh Izhar Ilyas


Di Republik Indonesia, diakui terdapat enam agama yang dianut warga negara, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hucu. Masing-masing agama mempunyai keyakinan dan pengamalan berbeda. Perbedaan tersebut untuk kerukunan antar umat beragama kemudian direkomendasi dalam UUD 1945, Bab IX, Pasal 29, ayat (2) bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Ditilik dari ajaran Islam, esensi kemerdekaan dan kebebasan beragama seperti disinggung di atas telah dikumandangkan 15 abad yang lalu. Dalam Surat Al Kafirun Allah SWT berfirman, artinya: “Katakanlah,’Wahai orang-orang kafir!’ aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak (pernah) menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”

Muallaf vs Murtadin (16-16)

Muallaf vs Murtadin (15-16)

Muallaf vs Murtadin (14-16)

Muallaf vs Murtadin (13-16)

Muallaf vs Murtadin (12-16)

Muallaf vs Murtadin (11-16)

Muallaf vs Murtadin (10-16)

Muallaf vs Murtadin (9-16)

Muallaf vs Murtadin (8-16)

Muallaf vs Murtadin (7-16)

Muallaf vs Murtadin (6-16)

Muallaf vs Murtadin (5-16)

Muallaf vs Murtadin (4-16)

Muallaf vs Murtadin (3-16)

Muallaf vs Murtadin (2-16)

Muallaf vs Murtadin (1-16)

Hanya Kepada Allah

SEJATINYA hidup dan kehidupan manusia adalah untuk menghambakan diri kepada Alllah SWT, tidak kepada selainNya. Namun, karena kelicikan iblis laknatullah telah tidak sedikit kita terpental dari kemestian demikian.

Menyikapi fenomena tersebut, mari kita renungkan esensi Firman berikut, artinya: “Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka (Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan ada di antara mereka (Yahudi dan Nasrani) mengingkari sebagiannya. Katakanlah: “Aku hanya diperintah untuk menghambakan diri kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya. Hanya kepadaNya aku seru (manusia) dan hanya kepadaNya aku kembali. Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Quran) sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Sekiranya engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tidak ada yang melindungi dan menolong engkau dari (siksaan) Allah.” (QS Ar-Ra’ad: 36-37) *Izhar Ilyas