Kamis, 30 Desember 2010

Mati Syahid

JIHAD FI SABILILLAH sejatinya adalah mendakwahkan dan atau menjaga muruah serta menegakkan kalimah Allah SWT setinggi-tingginya. Berdasarkan realitas sejarah, jihad fi sabilillah tidak bisa mengelakkan diri dari benturan-benturan peperangan. Dalam kaitan ini sudah merupakan kelaziman dalam sebuah peperangan, adakalanya seseorang itu membunuh dan atau ia terbunuh. Seseorang yang terbunuh dalam jihad fi sabilillah disebut mati syahid atau syuhada.

Begitulah, tersebab berbagai keutamaan yang terdapat di dalamnya, maka mati syahid sangat menjadi dambaan atau impian  setiap pejuang fi sabilillah. Pada konteks demikian dari Sahal bin Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif, dari bapaknya, dari kakeknya, katanya Nabi SAW bersabda: "Siapa yang memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh hendak mati syahid, maka Allah menaikkannya ke tingkatan para syuhada, sekalipun kenyataannya dia mati biasa di tempat tidur". (Hadits Shahih Muslim: 1863) *Izhar Ilyas

Rabu, 29 Desember 2010

Amalan Orang Kafir

BAGAIMANAPUN baik dan bermanfaatnya suatu pekerjaan yang dilakukan orang-orang kafir, namun di sisi Allah SWT pekerjaan atau amalan itu tidak akan mendatangkan kemaslahatan bagi dirinya sedikitpun juga.

Terkait demikian Allah SWT berfirman, artinya: “Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak mendapati sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisiNya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya. Dan atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi ada awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun”. (QS An-Nuur: 39 s.d 40) *Izhar Ilyas

Menyoal Eksistensi ‘Roh Kudus’

Oleh Izhar Ilyas

Tidak berselang 30 menit setelah tulisan saya Teologi Trinitas Rapuh yang pernah dimuat di rubrik Kristologi Majalah Tabligh MTDK PP Muhammadiyah, Nomor 8/Tahun VI Januari 2009, diposting pada Tawaashaubilhaq’s Blog (sekarang: Tong-tong Kabanaran) 29 September 2009, tiba-tiba muncul tanggapan dari pemilik Email: deroncapital@yahoo.com. Berikut komentarnya.

Salam..
Saya rasa sebagai seorang kristiani, sy harus meluruskan pandangan anda. Sy bukan ahli agama atau ahli kitab, tetapi saya tahu betul konsep kristiani.

Selasa, 28 Desember 2010

Pembicaraan Syirik

MENURUT adagium, mulutmu harimaumu, akan menerkam kepalamu. Bila sebatas itu, mungkin tidak seberapa. Tetapi bila akibat mulut yang tidak terjaga, kita lalu terseret ke zona syirik, inilah yang kita takutkan. Sebab, sudah teramat sering kita mendengar, ada saja orang menghubung-hubungkan antara suatu kejadian atau peristwa dengan diri seseorang atau sesuatu yang dipakainya.

Terkait demikian, dari Zaid bin Khalid ra katanya: "Kami berangkat bersama Rasulullah SAW pada tahun peperangan Hudaibiyah. Kami kehujanan pada suatu malam. Rasulullah shalat subuh bersama kami, kemudian beliau menghadap kami lalu bersabda: "Tahukah kamu apa yang difirmankan Rabbmu?". Kami menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui". Beliau kemudian bersabda, Allah berfirman: "Di pagi hari ada diantara hambaKu beriman dan kafir kepadaKu". Barang siapa berkata: "Kami dihujani dengan rahmat Allah, rezki Allah dan  karunia Allah, maka dia beriman dengan Aku dan kafir dengan bintang-bintang; adapun orang yang berkata: "Kami dihujani karena bintang itu, maka dia beriman kepada bintang dan kafir kepadaKu". (Hadits Shahih Bukhari: 1563) *Izhar Ilyas

Kemenangan dan Pertolongan

BERBICARA tentang hakekat kemenangan, hal demikian akan sangat tergantung kepada siapa yang membicarakannya. Adapun esensi kemenangan bagi seorang mukmin tiada lain kecuali “bahagia hidup di dunia, bahagia hidup di akhirat dan terhindar dari siksa neraka”. Pada konteks demikian, terkait dengan pertolongan, apalagi yang berdampak politik dan kehormatan diri, sejatinya orang-orang mukmin hanya meminta tolong kepada Allah SWT, RasulNya dan sesama orang-orang beriman.
Hal demikian disebabkan, bukankah Allah SWT melalui wahyuNya telah sangat tegas mengingatkan, artinya: Sesungguhnya penolong kamu itu hanyalah Allah dan RasulNya, dan orang-orang beriman yang mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah menjadi penolongnya dan begitu pula RasulNya dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”. (QS Al-maidah: 55 s.d 56) *Izhar Ilyas

Minggu, 26 Desember 2010

Akibat Menipu Rakyat

DALAM konteks kehidupan, jabatan atau kursi kekuasaan dalam berbagai tingkat dan bentuk semakin hari telah semakin menggiurkan manusia. Akibatnya, sudah tidak sedikit orang habis-habisan, tunggang langgang, malah mati-matian untuk memperebutkannya. Naifnya, setelah jabatan itu berada dalam genggaman, ternyata kemudian kebanyakan ia lebih dipergunakan untuk menipu rakyat.
Terkait perilaku demikian, dari Al Hasan ra katanya: “Pada suatu hari, ‘Ubaidullah bin Ziyad (ketika itu menjadi amir di Bashrah, Walikota menurut kita sekarang, pen) datang berkunjung ke rumah Ma’qil bin Yasar, ketika Ma’qil sedang sakit yang menyebabkan kematiannya. Kata Ma’qil kepada ‘Ubaidullah: “Akan kusampaikan kepada Anda sebuah hadits yang kudengar sendiri dari Rasulullah SAW. Kalau aku yakin bahwa aku  akan masih  lama hidup, hadits itu belum akan kusampaikan pada Anda. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seorang hamba yang dipercayakan Allah memipin rakyatnya, tetapi dia kemudian menipu rakyat, maka jika dia mati, Allah mengharamkan surga baginya”.  (Hadits Shahih Muslim: 114) *Izhar Ilyas

Kristenisasi Pasca Gempa 30 September di Ranah Minang

Fakta di atas membuktikan kebenaran Surat Al-Baqarah ayat 120!!!!!

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (12)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (11)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (10)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (9)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (8)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (7)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (6)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (5)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (4)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (3)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (2)

Mereka Menyesatkan, Sanihu Meluruskan (1)

Sabtu, 25 Desember 2010

Sami Yusuf - 'Ied Mubarrak

Sesi Tanya Jawab (7-7)

Sesi Tanya Jawab (6-7)

Sesi Tanya Jawab (5-7)

Sesi Tanya Jawab (4-7)

Sesi Tanya Jawab (3-7)

Sesi Tanya Jawab (2-7)

Michael Jackson - Give Thanks To Allah

Sesi Tanya Jawab (1-7)

Tanggapan Balik Dr. Zakir Naik (3-3)

Tanggapan Balik Dr. Zakir Naik (2-3)

Tanggapan Balik Dr. Zakir Naik (1-3)

Yusuf Islam

Tanggapan Balik Dr. William Campbell (3-3)

Tanggapan Balik Dr. William Campbell (2-3)

Tanggapan Balik Dr. William Campbell (1-3)

Sami Yusuf: Hasbi Rabby

Presentasi Dr. Zakir Naik (7.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (6.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (5.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (4.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (3.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (2.7)

Presentasi Dr. Zakir Naik (1.7)

Sami Yusuf: Forever Palestine

Presentasi Dr. William Campbell (6.6)

Presentasi Dr. William Campbell (5.6)

Presentasi Dr. William Campbell (4.6)

Presentasi Dr. William Campbell (3.6)

Presentasi Dr. William Campbell (2.6)

Presentasi Dr. William Campbell (1.6)

Jumat, 24 Desember 2010

Sami Yusuf: You Came To Me

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 5 of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 4 of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 3of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 2of 5==

Penyaliban Yesus Fakta Atau Fiksi? == 1 of 5==

Sami Yusuf: 99 Names of Allah

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [14 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [13 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [12 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [11 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [10 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [9 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [8 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [7 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [6 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [5 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [4 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [3 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [2 of 14]

Benarkah Yesus Itu Kristus??? [1 of 14]

Apakah Yesus Tuhan? (Part 6 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 5 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 4 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 3 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 2 of 6)

Apakah Yesus Tuhan? (Part 1 of 6)

Teologi Trinitas Rapuh

Oleh Izhar Ilyas

Dalam kehidupan beragama, Tuhan merupakan hal yang esensi bagi penganutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan bermakna; “Sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya.” Dari kata Tuhan, kemudian kita mengenal istilah “ketuhanan”. Dimaksud dengan  ketuhanan dalam kaitan ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.

Beranjak dari kerangka berpikir di atas, melalui tulisan ini penulis ingin menyigi tentang konsep ketuhanan menurut agama Kristen dikait-hubungkan dengan konsep ketuhanan menurut agama primitif (animisme).

Menurut Wardan Amir dalam bukunya Perbandingan Agama, Penerbit Toha Putra Semarang, setidaknya terdapat empat bentuk penyembahan atau sesuatu yang dianggap Tuhan oleh penganut animisme atau agama primitif, yaitu: pemujaaan kepada alam (nature worship), pemujaan kepada benda (fitish worship), pemujaan kepada binatang (animal worship), dan pemujaan kepada leluhur (ancistor worship). Sama seperti beberapa agama alam lainnya, agama primitif tidak mempunyai kitab suci.

Kesaksian Mantan Biarawati (6 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (5 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (4 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (3 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (2 of 6)


Kesaksian Mantan Biarawati (1 of 6)


Turut Merayakan Natal

Oleh Izhar Ilyas


Di Republik Indonesia, diakui terdapat enam agama yang dianut warga negara, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hucu. Masing-masing agama mempunyai keyakinan dan pengamalan berbeda. Perbedaan tersebut untuk kerukunan antar umat beragama kemudian direkomendasi dalam UUD 1945, Bab IX, Pasal 29, ayat (2) bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Ditilik dari ajaran Islam, esensi kemerdekaan dan kebebasan beragama seperti disinggung di atas telah dikumandangkan 15 abad yang lalu. Dalam Surat Al Kafirun Allah SWT berfirman, artinya: “Katakanlah,’Wahai orang-orang kafir!’ aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak (pernah) menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”

Muallaf vs Murtadin (16-16)

Muallaf vs Murtadin (15-16)

Muallaf vs Murtadin (14-16)

Muallaf vs Murtadin (13-16)

Muallaf vs Murtadin (12-16)

Muallaf vs Murtadin (11-16)

Muallaf vs Murtadin (10-16)

Muallaf vs Murtadin (9-16)

Muallaf vs Murtadin (8-16)

Muallaf vs Murtadin (7-16)

Muallaf vs Murtadin (6-16)

Muallaf vs Murtadin (5-16)

Muallaf vs Murtadin (4-16)

Muallaf vs Murtadin (3-16)

Muallaf vs Murtadin (2-16)

Muallaf vs Murtadin (1-16)

Hanya Kepada Allah

SEJATINYA hidup dan kehidupan manusia adalah untuk menghambakan diri kepada Alllah SWT, tidak kepada selainNya. Namun, karena kelicikan iblis laknatullah telah tidak sedikit kita terpental dari kemestian demikian.

Menyikapi fenomena tersebut, mari kita renungkan esensi Firman berikut, artinya: “Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka (Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan ada di antara mereka (Yahudi dan Nasrani) mengingkari sebagiannya. Katakanlah: “Aku hanya diperintah untuk menghambakan diri kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya. Hanya kepadaNya aku seru (manusia) dan hanya kepadaNya aku kembali. Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Quran) sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Sekiranya engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tidak ada yang melindungi dan menolong engkau dari (siksaan) Allah.” (QS Ar-Ra’ad: 36-37) *Izhar Ilyas

Jumat, 17 Desember 2010

Karakteristik Umat Muhammad

SETELAH lebih kurang 23 tahun Muhammad Rasulullah mencelup “kemanusiaan” manusia dengan sibghah Allah, maka rona kehidupan mereka sontak berubah. Perbedaan mencolok dalam strata sosial antara mereka sebelumnya, seperti: tuan dengan budak, kaya dengan miskin, arab dengan ‘ajam, dan lain sebagainya, sejak sa’at itu larut dalam kehangatan ukhuwah islamiyah.

Karakteristik mereka lebih lanjut dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya: “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir*, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan  hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar”. (QS Al-Fath: 29) *Izhar Ilyas
*) Keras terhadap orang-orang kafir, maksudnya berpegang teguh pada aqidah Islam. Jadi bukan berarti memaksa orang-orang kafir untuk masuk ke dalam Islam, sebagaimana mereka tudingkan selama ini. Dalam kaitan ini berlaku hukum: "Bagimu agamamu, bagiku agamaku". (QS Al-Kaafiruun: 6)

Kamis, 16 Desember 2010

Keagungan dan Kemulyaan Islam

KENDATI Allah SWT telah berfirman: "innaddiina ‘indallaahi al-islaamu" (Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam, Ali 'Imran: 19)  kemudian Dia melanjutkan "waman yabtaghi ghairal al-islam diinan falan-yuqbala minhu wahuwa filaakhirati minalkhaasiriina"  (Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diteria agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi, Ali 'Imran: 85). Lalu bukan berarti, Islam memerintahkan umatnya memaksa manusia untuk memeluk atau meyakininya (vide: Al-Baqarah: 256 – Al-Kahfi: 29 - Al-Kaafiruun: 6). Di sinilah letak keagungan, kesucian dan kemulyaan Islam.
Keagungan, kesucian dan kemulyaan Islam seperti dikemukakan di atas, lebih lanjut dibuktikan melalui firmanNya: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Rabb  tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan". (Al An’aam: 108) *Izhar Ilyas