Jumat, 17 Desember 2010

Karakteristik Umat Muhammad

SETELAH lebih kurang 23 tahun Muhammad Rasulullah mencelup “kemanusiaan” manusia dengan sibghah Allah, maka rona kehidupan mereka sontak berubah. Perbedaan mencolok dalam strata sosial antara mereka sebelumnya, seperti: tuan dengan budak, kaya dengan miskin, arab dengan ‘ajam, dan lain sebagainya, sejak sa’at itu larut dalam kehangatan ukhuwah islamiyah.

Karakteristik mereka lebih lanjut dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya: “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir*, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan  hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar”. (QS Al-Fath: 29) *Izhar Ilyas
*) Keras terhadap orang-orang kafir, maksudnya berpegang teguh pada aqidah Islam. Jadi bukan berarti memaksa orang-orang kafir untuk masuk ke dalam Islam, sebagaimana mereka tudingkan selama ini. Dalam kaitan ini berlaku hukum: "Bagimu agamamu, bagiku agamaku". (QS Al-Kaafiruun: 6)