Jemaah Ahmadiyah – inilah.com/Wirasatria
Oleh:
Nasional – Kamis, 10 Februari 2011 | 14:57 WIB
INILAH.COM, Pasuruan – Penolakan terhadap eksistensi Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam di Indonesia hingga masih kini terus bergulir. Salah satunya yaitu datang dari ulama kharismatik Kota Pasuruan, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah KH Idris Hamid.
Menurut putra almarhum KH Abdul Hamid tersebut, pembekuan atau pembubaran Ahmadiyah adalah harga mati. Pemerintah yang memiliki kewenangan, seharusnya segera membekukan Ahmadiyah agar keberadaannya tidak lagi menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.
“Ya memang minimal harus begitu, pemerintah yang punya power untuk membekukan itu. Jadi, harga mati Ahmadiyah harus dibubarkan. Sejak dulu kita berusaha begitu,” kata KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan Kamis (10/2/2011) kepada wartawan.
Diungkapkannya, alasan pembubaran tersebut bukan tanpa dasar. Sebab, Ahmadiyah sudah menodai Islam dengan menyatakan ada nabi lain, selain Nabi Muhammad. “Tidak hanya perbendaan masalah qunut dan tidak qunut ini. Tetapi perbedaannya aqidah, dimana dia percaya nabi, selain Nabi Muhammad,” tegasnya.
Sementara menanggapi konflik Ahmadiyah dengan warga yang terjadi di Pandeglang, Banten, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, tidak menutup kemungkinan chaos tersebut juga akan terjadi di Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya kini sudah berupaya untuk melakukan berbagai antisipasi.
“Gubernur sudah rapat, berkoordinasi dengan pangdam, kapolda, dengan elemen masyarakat yang lain, bagaimana menjaga kondisi di Jawa Timur ini, supaya tetap kondusif. Memang ada beberapa hal yang musti kita catat sebagai perhatian kita bersama. Bahwa kemungkinan apa pun bisa terjadi,” ujar Saifullah Yusuf, Wagub Jatim.
Untuk itu, Gus Ipul menghimbau agar masyarakat menempuh jalan terbaik jika terjadi masalah, apalagi soal Ahmadiyah. Pasalnya, apapun alasan warga untuk berbuat anarkis, pemerintah akan menindak tegas para pelaku kerusuhan dan tidak akan lagi toleransi terhadap mereka.
“Kalau ada masalah, silahkan musyawarahkan dengan baik. Hindari kekerasan, jangan sampai ada yang melakukan tindakan-tindakan seperti itu. Karena, pemerintah akan bertindak tegas,” tandasnya saat menghadiri seminar di Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan. [beritajatim.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar